Eksplorasi Keanekaragaman Hayati dan Potensi Tumbuhan Liar Bernilai Guna Tinggi di Kawasan Hutan Pulau Tidore, Maluku Utara

Arifin Muhammad Ade

Supervisor: Prof. Dr. Ir. Ervizal AM Zuhud, MS; Prof. Dr. Ir. Yanto Santosa, D.E.A,

Dr. Ir. R. Syamsul Hidayat, M.Si.

Summary

Keberadaan tumbuhan liar yang memiliki daya tumbuh cepat, serta kemampuan beradaptasi tinggi pada berbagai kondisi, sangat potensial jika dimanfaatkan secara optimal. Pulau Tidore merupakan salah satu di provinsi Maluku Utara yang merupakan habitat bagi tumbuhan liar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menginventarisasi dan mengidentifikasi, serta menduga potensi dan sebaran tumbuhan liar di habitat alaminya dengan pendekatan spasial. Metode: Data etnobotani dikumpulkan menggunakan wawancara semi-terstruktur, observasi lapangan, focus group discussion, dan pemeringkatan tumbuhan terpilih. Analisis data dilakukan dalam dua cara yaitu deskripsi kualitatif dengan melakukan identifikasi jenis tumbuhan liar dan deskripsi kuantitatif yaitu menganalisis potensi tumbuhan liar berdasarkan nilai Index of Cultural Significant (ICS) dan Indeks Nilai Penting (INP). Selanjutnya dibuat pemodelan dengan pendekatan sistem dinamik untuk menentukan strategi konservasi tumbuhan liar yang ada.

Latar belakang

Tumbuhan liar merupakan tumbuhan yang tidak diinginkan keberadaannya karena dianggap sebagai gulma. Namun, tumbuhan liar memiliki potensi sebagai makanan maupun obat-obatan bagi masyarakat lokal (Guo et al, 2022), terutama di negara-negara tropis dan berpendapatan rendah (Sardeshpande, 2019). Selain itu, tumbuhan liar memainkan peran penting dalam menghasilkan pendapatan bagi penduduk lokal tertentu (Tahir et al 2023), serta menyediakan mata pencaharian dalam bentuk produk hutan bukan kayu (HHBK) bagi sekitar 300 juta orang di seluruh dunia (Bharucha, 2010). Di sebagian besar masyarakat, pemanfaatan tumbuhan liar merupakan bagian dari sistem pengetahuan dan praktik tradisional yang telah berkembang dan terakumulasi dari generasi ke generasi. Sistem-sistem ini menjadi dasar pengambilan keputusan di tingkat lokal di bidang pertanian, produksi pangan, kesehatan manusia dan hewan, serta pengelolaan sumber daya alam.

Namun, pemahaman dan pemanfaatan keanekaragaman tumbuhan liar oleh masyarakat lokal seringkali masih terbatas. Masih banyak spesies tumbuhan liar yang belum dimanfaatkan oleh masyarakat karena keterbatasan informasi yang diperoleh. Padahal potensi tumbuhan liar memiliki potensi yang besar dalam berbagai bidang untuk dimanfaatkan dan bernilai ekonomi.

Di sisi lain, perubahan penggunaan lahan, perambahan hutan, dan praktek eksploitasi sumber daya alam yang tidak berkelanjutan dapat mengancam keberadaan tumbuhan liar. Oleh karena itu, penting untuk melakukan eksplorasi lebih lanjut terhadap keanekaragaman hayati dan potensi tumbuhan liar yang ada di kawasan hutan di Pulau Tidore. Dengan adanya eksplorasi tumbuhan liar, hal ini akan menyediakan data penting mengenai distribusi, kelimpahan, dan peran ekologi spesies tumbuhan di suatu wilayah tertentu. Dengan mendokumentasikan keanekaragaman tumbuhan, survei botani berkontribusi pada identifikasi spesies langka dan terancam punah, sehingga membantu upaya konservasi (Munir et al, 2024).

Menurut Zuhud (2009) Indonesia dengan keanekaragaman etnis yang ada, maka pemanfaatan tumbuhan juga semakin beraneka ragam. Akan tetapi jumlah dan jenis tumbuhan yang ada di Indonesia sampai saat ini belum diketahui secara pasti, sehingga diperlukan pendokumentasian secara menyeluruh terhadap penggunaan dan pemanfaatan tumbuhan. Untuk itu, eksplorasi ini bertujuan untuk mendokumentasikan jenis dan manfaat tumbuhan liar, serta mengidentifikasi potensi pemanfaatannya dalam rangka mendukung kesejahteraan masyarakat lokal. Pendekatan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana masyarakat lokal dapat memanfaatkan keanekaragaman hayati secara berkelanjutan, sambil tetap menjaga kelestarian ekosistem hutan (Purwanto, 1999).

Melalui penelitian ini, berupaya menghasilkan dan menyediakan data serta informasi yang komprehensif mengenai jenis tumbuhan liar, pemanfaatannya oleh masyarakat lokal, serta potensi pengembangan dan konservasinya. Data ini akan sangat berguna dalam merumuskan kebijakan dan strategi pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan, serta dalam mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya menjaga keanekaragaman hayati hutan.

Tujuan

Tujuan penelitian ini secara rinci adalah sebagai berikut:

  1. Mengidentifikasi dan menginventarisir spesies tumbuhan liar yang dimanfaatkan sebagai pangan dan obat-obatan oleh masyarakat di Pulau Tidore.
  2. Memperkirakan potensi dan dinamika ketersediaan tumbuhan liar di habitat aslinya menggunakan pendekatan spasial.
  3. Mengkaji teknik pemanenan, pemanfaatan dan jumlah pemanenan spesies tumbuhan liar oleh masyarakat di Pulau Tidore.
  4. Menyusun strategi konservasi tumbuhan liar di Pulau Tidore.

  

Metode

Kegiatan eksplorasi menggunakan metode eksplorasi untuk mencatat jenis tumbuhan liar yang terdapat di kawasan hutan di wilayah Pulau Tidore. Sementara itu, analisis vegetasi dilakukan pada 36 titik plot di lokasi terpilih yang menggambarkan keanekaragaman kondisi ekosistem di dalamnya. Pada analisis vegetasi ini, deskripsi struktur komunitas tumbuhan dilakukan dengan menggunakan parameter kuantitatif.

Data spesies tumbuhan liar yang dikumpulkan dianalisis menggunakan statistik deskriptif. Analisis statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan data yang telah dikumpulkan. Hasil perhitungan disajikan dalam bentuk diagram atau tabel, grafik, dan bentuk lainnya.

Analisis vegetasi dilakukan dengan menggunakan rumus-rumus matematika yang dapat digunakan dalam perhitungan analisis vegetasi tumbuhan liar yang digunakan pada tahap semai, pancang, tiang dan pohon. Untuk memperoleh nilai penting jenis tumbuhan digunakan persamaan dari Dombois dan Ellenberg (2016). Selain itu, analisis komposisi vegetasi dilakukan untuk menganalisis kekayaan, keanekaragaman dan kemerataan jenis tumbuhan liar di habitat aslinya. Analisis komposisi vegetasi dilakukan dengan menggunakan indeks keanekaragaman hayati seperti indeks Margalef untuk kekayaan jenis, indeks Shannon-Wiener untuk keanekaragaman jenis, dan Indeks Kemerataan untuk kemerataan jenis.

Setelah semua data terkumpul, selanjutnya disusun strategi pengelolaan dengan menggunakan pemodelan sistem dinamis. Model simulasi sistem dinamis bertujuan untuk mengumpulkan semua data yang dihasilkan dari penelitian ini dan menawarkan solusi atas permasalahan yang kompleks dengan menggunakan pendekatan sistem (Sunkar, 2008), sehingga diperoleh model konservasi tumbuhan liar di Pulau Tidore.

No

Item

Cost (US$)

1

Perjalanan lokal untuk kerja lapagan

737,33

2

Akomodasi dan biaya selama di lapangan

614,44

3

Biaya operasional untuk kerja lapangan (misalnya pemandu dan pembantu lokal)

500,00

4

Biaya analisis laboratorium

921,66

5

Tunjangan buku

600,00

6

Barang habis pakai (misalnya alat tulis, peralatan kerja lapangan)

153,61

7

Sewa drone (4 hari)

442,40

8

Penerbangan domestik (4 kali pulang pergi)

1.031,03

9

Laporan akhir

184,33

10

Biaya komunikasi

92,17

Total

5.276,97

Comments

Popular posts from this blog

Suara Alam

Jejak Waktu dalam Pesona Sari Ayu: Sebuah Perayaan

Konservasi Sejak dalam Pikiran