Menjadikan Masjid Sebagai Sekolah Ekoliterasi
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan Pew Research Center pada tahun 2019 terkait seberapa pentingkah Tuhan dan doa dalam kehidupan manusia, disebutkan bahwa rata-rata 62% di seluruh negara yang di survey mengatakan bahwa agama memainkan peran penting dalam hidup mereka, sementara 61% setuju bahwa Tuhan memainkan peran penting dalam hidup mereka dan 53% mengatakan hal yang sama tentang doa.
Masjid, Pusat Studi Ekologi
Abdul Latif Tibawi, penulis buku Islamic Education: Its Traditions and Modernization into the Arab Nations Systems, menjelaskan bahwasanya masjid berperan besar dalam penyebaran pendidikan di dunia muslim, dan keterkaitan masjid dengan pendidikan tetap menjadi salah satu ciri utamanya sepanjang sejarah.
Senada dengan Tibawi, salah seorang peneliti Universitas Manchester, Salah Zaimeche, mengungkapkan bahwa dalam sejarahnya masjid berhasil melahirkan ulama seperti Ibnu Rusyd, yang tidak hanya dikenal sebagai ahli Islam, tetapi juga berkontribusi dalam pengembangan sains. Bahkan, hampir seluruh universitas tertua di Timur Tengah, semuanya berawal dari masjid, semisal Al-Qarawiyyin Maroko, Al-Azhar Mesir, dan Zaytuna Tunisia.
Berangkat dari alasan itulah, masjid harus menjelma sebagai sarana penyebaran pengetahuan yang selaras dengan alam. Masjid sudah saatnya hadir sebagai ruang komunal dalam memperhatikan kepentingan dan kewajiban umat. Sudah waktunya menjadikan masjid sebagai pusat studi ekologi. Karena dari masjid inilah, umat muslim dapat menjalankan amanahnya menjadi “khalifah” di muka bumi dan menjadi rahmat bagi semesta.
Menurut Suprio Guntoro (2022), masjid merupakan “agen kebaikan” yang semestinya bisa menjadi contoh bagi masyarakat di sekitarnya, termasuk dalam merespons berbagai isu lingkungan. Program yang akan dilakukan pengurus masjid seharusnya mengacu pada ciri-ciri masjid ramah lingkungan yang bersifat dinamis, dan terus berkembang sesuai dengan perkembangan IPTEK serta persoalan lingkungan.
Mengimplementasi masjid ramah lingkungan atau eco-mosque di Indonesia akhir-akhir ini memang sudah dilakukan di beberapa tempat. Tetapi tidak berlebihan kiranya saya mengatakan bahwa hal ini masih sebatas desain fisik. Tentunya sangat di apresiasi, dan menjadi sebuah langkah maju yang sangat inovatif. Tetapi akan menjadi lebih penting bila pengurus masjid juga memiliki pemahaman yang baik terkait isu-isu ekologis dalam sudut pandang Islam.
Dengan demikian, ketika Salah Zaimeche menuliskan Education in Islam: The Role of The Mosque, dengan melihat masjid sebagai pusat dakwah. Maka, dalam upaya meminimalisir terjadinya kerusakan lingkungan, pengurus masjid harus memiliki kesadaran dan pemahaman akan hal tersebut. Sikap kepedulian ini akan menjadi dasar untuk peningkatan pengetahuan serta keterampilan dalam mengelola lingkungan hidup.
Hanya dengan cara itu, pengurus masjid dan jamaah memiliki kompetensi terhadap pengelolaan lingkungan hidup dan sumber daya alam yang merupakan contoh nyata (uswah) oleh masyarakat sekitar masjid.
Penting untuk memulai langkah sederhana ini dari masjid, karena masjid sangat berperan penting dalam mendorong dan membentuk jamaah serta meningkatkan peran masyarakat dalam pemuliaan lingkungan hidup. Hal ini harus tercermin dalam tindakan dan perilaku kehidupan umat Muslim sehari-hari dalam melaksanakan ibadah dan muamalah yang ramah lingkungan.
Kita semua, terutama kalangan umat Islam tentu sudah mengamati masjid-masjid yang ada di sekitar kita, bahwasanya pohon dan taman merupakan ciri khas arsitektur Islam. Jika seluruh masjid dihiasi dengan pohon-pohon dan taman yang asri, ditambah kesadaran dan pengetahuan tentang kelestarian lingkungan. Hal ini akan semakin menggemakan keindahan Islam.
Secara historis, masjid telah banyak melahirkan pemikir-pemikir muslim berpengaruh. Dengan kata lain, jika dahulu masjid berhasil melahirkan pemikir-pemikir muslim untuk membawa umat Islam keluar dari era kegelapan. Maka hari ini, masjid harus berhasil melahirkan manusia-manusia yang setidaknya dapat menjadi penyelamat bagi sesama.
Akhirnya, jika ayat Al-quran yang pertama kali diturunkan pada umat manusia adalah perintah “Bacalah”. Maka, bacalah dengan melihat berbagai fenomena kerusakan lingkungan yang terjadi di muka bumi ini! Dan bergegaslah untuk menjalankan tugas kekhalifahan untuk menghentikan kerusakan itu.
Comments